Sabtu, 24 November 2012

Diagram Fishbone: Pengertian, Konsep, Manfaat, Cara Membuat dan Contoh Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa Oleh Hendra Poerwanto

Pengertian Dan Konsep Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa

        Ada banyak metode untuk mengetahui akar penyebab dari masalah yang muncul diperusahaan. Metode – metode tersebut antara lain :
  1. Brainstorming
  2. Bertanya Mengapa beberapakali (WHY – WHY)
  3. Diagram  Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa
Pada kesempatan ini yang dibicarakan adalah poin yang ke 3 Diagram  Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa

        Diagram tulang ikan atau fishbone diagram adalah salah satu metode / tool di dalam meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram Sebab-Akibat atau cause effect diagram. Penemunya adalah seorang ilmuwan jepang pada tahun 60-an. Bernama Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan kelahiran 1915 di Tikyo Jepang yang juga alumni teknik kimia Universitas Tokyo. Sehingga sering juga disebut dengan diagram ishikawa. Metode tersebut awalnya lebih banyak digunakan untuk manajemen kualitas. Yang menggunakan data verbal (non-numerical) atau data kualitatif. Dr. Ishikawa juga ditengarai sebagai orang pertama yang memperkenalkan 7 alat atau metode pengendalian kualitas (7 tools). Yakni  fishbone diagram, control chart, run chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, dan flowchart.

      Dikatakan Diagram
Fishbone (Tulang Ikan) karena  memang berbentuk mirip dengan tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap ke kanan. Diagram ini akan menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan diagram Cause and Effect (Sebab dan Akibat) karena diagram tersebut  menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram sebab-akibat dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu.

      Diagram
Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa telah menciptakan ide cemerlang yang dapat membantu dan memampukan setiap orang atau organisasi/perusahaan dalam menyelesaikan masalah dengan tuntas sampai ke akarnya. Kebiasaan untuk mengumpulkan beberapa orang yang mempunyai pengalaman dan keahlian memadai menyangkut problem yang dihadapi oleh perusahaan Semua anggota tim memberikan pandangan dan pendapat dalam mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi. Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan memberikan pendapat dan pandangan setiap individu. Jadi sebenarnya dengan adanya diagram ini sangatlah bermanfaat bagi perusahaan, tidak hanya dapat menyelesaikan masalah sampai akarnya namun bisa mengasah kemampuan berpendapat bagi orang – orang yang masuk dalam tim identifikasi masalah perusahaan yang dalam mencari sebab masalah menggunakan diagram tulang ikan.


Manfaat Diagram Fishbone
(Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa

        Fungsi  dasar diagram
Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya . Sering dijumpai orang mengatakan “penyebab yang mungkin” dan dalam kebanyakan kasus harus menguji apakah penyebab untuk hipotesa adalah nyata, dan apakah memperbesar atau menguranginya akan memberikan hasil yang diinginkan.
        Dengan adanya diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa ini sebenarnya memberi banyak sekali keuntungan bagi dunia bisnis. Selain memecahkan masalah kualitas yang menjadi perhatian penting perusahaan. Masalah – masalah klasik lainnya juga terselesaikan. Masalah – masalah klasik yang ada di industri manufaktur khusunya antara lain adalah :
a) keterlambatan proses produksi
b) tingkat defect (cacat) produk yang tinggi
c) mesin produksi yang sering mengalami trouble
d) output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya plan produksi
e) produktivitas yang tidak mencapai target
f) complain pelanggan yang terus berulang
        Pada dasarnya diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut :
a) Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah
b) Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah
c) Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut
d) Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil  yang diinginkan
e) Membahas issue secara lengkap dan rapi
f) Menghasilkan pemikiran baru

Jadi ditemukannya diagram
Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa ini memberikan kemudahan dan menjadi bagian penting bagi penyelesaian masalah yang mucul bagi perusahaan.

      Penerapan diagram
Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa ini dapat menolong kita untuk dapat menemukan akar “penyebab” terjadinya masalah khususnya di industri manufaktur dimana prosesnya terkenal dengan banyaknya ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan. Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti, maka tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini, semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar” permasalahan sebenarnya.

       Apabila ingin menggunakan Diagram
Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa, kita terlebih dahulu harus melihat, di departemen, divisi dan jenis usaha apa diagram ini digunakan. Perbedaan departemen, divisi dan jenis usaha juga akan mempengaruhi sebab – sebab yang berpengaruh signifikan terhadap masalah yang mempengaruhi kualitas yang nantinya akan digunakan.

Cara Membuat Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa
        Dalam hal melakukan Analisis Fishbone, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yakni
  1. Menyiapkan sesi analisa tulang ikan .
  2. Mengidentifikasi akibat atau masalah.
  3. Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama.
  4. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran.
  5. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
  6. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
        Cara yang lain dalam menyusun Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa dalam rangka mengidentifikasi penyebab suatu keadaan yang tidak diharap adalah sebagai berikut:
  • Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama penting dan mendesak untuk diselesaikan.
  • Tuliskan pernyataan masalah itu pada kepala ikan, yang merupakan akibat (effect). Tulislah pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan), kemudian gambarkan tulang belakang dari kiri ke kanan dan tempatkan pernyataan masalah itu dalam kotak.
  • Tuliskan faktor-faktor penyebab utama (sebab-sebab) yang mempengaruhi masalah kualitas sebagai tulang besar, juga ditempatkan dalam kotak. Faktor-faktor penyebab atau kategori-kategori utama dapat dikembangkan melalui  Stratifikasi ke dalam pengelompokan dari faktor-faktor: manusia, mesin, peralatan, material, metode kerja, lingkungan kerja, pengukuran, dll. Atau stratifikasi melalui langkah-langkah aktual dalam proses. Faktor –faktor penyebab atau kategori-kategori  dapat dikembangkan melalui brainstorming. Berikut diberikan contoh yang bias dijadikan panduan untuk merumuskan faktor-faktor utama dalam mengawali pembuatan Diagram Cause and Effect.
a) The 4 M’s (digunakan untuk perusahaan manufaktur)
1) Machine (Equipment),
2) Method (Process/Inspection)
3) Material (Raw,Consumables etc.)
4) Man power.
b) The 8 P’s (digunakan pada industri jasa)
1) People
2) Process
3) Policies
4) Procedures
5) Price
6) Promotion
7) Place/Plant
8) Product
c) The 4 S’s (digunakan pada industri jasa) :
1) Surroundings
2) Suppliers
3) Systems
4) Skills
d) 4 P (pendekatan manajemen pemasaran)
1) Price
2) Product
3) Place
4) Promotion
  • Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebab-penyebab utama (tulang-tulang besar), serta penyebab-penyebab sekunder itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran sedang.
  • Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-penyebab sekunder (tulang-tulang berukuran sedang), serta penyebab-penyebab tersier itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran kecil.
  • Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktor-faktor penting tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata terhadap karakteristik kualitas. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dari suatu masalah yang sedang dikaji kita dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan berikut :
    1. Apakah penyebab itu? Mengapa kondisi atau penyebab itu terjadi?
    2. Bertanya “Mengapa” beberapa kali (konsep five whys) sampai ditemukan penyebab yang cukup spesifik untuk diambil tindakan peningkatan. Penyebab-penyebab spesifik itu yang dimasukkan atau dicatat ke dalam diagram sebab-akibat.

Kelebihan/ Kekurangan FishBone Diagram
(Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa

        Kelebihan Fishbone diagram adalah dapat menjabarkan setiap masalah yang terjadi dan setiap orang yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan saran yang mungkin menjadi penyebab masalah tersebut. Sedang Kekurangan Fishbone diagram adalah opinion based on tool dan di design membatasi kemampuan tim / pengguna secara visual dalam  menjabarkan masalah yang mengunakan metode “level why” yang dalam, kecuali bila kertas yang digunakan benar – benar besar untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Serta biasanya voting digunakan untuk memilih penyebab yang paling mungkin yang terdaftar pada diagram tersebut.

Contoh Bentuk Dasar Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa

  
    Ada banyak bentuk dasar Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa yang dapat diadikan acuan. Berikut ini diberikan format dasar dari Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa yang sekiranya dapat memberikan inspirasi dalam penerapan dan pengembangan lebih jauh yang disesuaikan situasi dan kondisi yang ada. Ada yang penggambaran Cause ditulis di tulang ikan sebelah kiri dan Effect di kepala ikan, namun ada pula yang sebaliknya.

Contoh 01 bentuk dasar Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa


Contoh 2 bentuk dasar Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa



Contoh Penerapan Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa

      Perusahaan ABC bergerak di bidang manufaktur. Perusahaan ini memproduksi sepatu olahraga, karena begitu pesatnya pertumbuhan pasar sehingga memaksa perusahaan ini menjaga kualitas agar tetap bisa bersaing dengan para pesaingnya. Namun pada kuartal akhir tahun 2010 perusahaan ini mengalami penuruanan penjualan karena produk dinilai cacat oleh distributor. Untuk mengatasi permasalahan ini, manajer produksi diminta menganalisa dan mencari akar permasalahan sehingga banyak produk yang cacat, sehingga diharapkan penjualan produk awal tahun 2011 bisa meningkat. Namun sebelum manajer produksi melakukan analisa, sudah ada evaluasi yang menjelaskan bahwa banyaknya produk cacat dikarenakan rendahnya kualitas bahan baku sepatu yang didapat. Manajer produksi, akhirnya menetapkan ingin menggunakan Diagram Cause and Effect sebagai bahan pencari akar penyebab dari masalah tersebut.
    
    Langkah awal yang dilakukan adalah Manajer produksi menentukan Masalah yang terjadi. Masalah yang muncul misalnya “ banyaknya produk cacat”.

    Langkah ke dua adalah menuliskan masalah tersebut pada kepala ikan yang merupakan akibat atau effect.


        Langkah ketiga, Manajer produksi menuliskan faktor – faktor yang mungkin menjadi penyebab utama masalah pada banyaknya produk cacat di akhir kuartal tahun 2010. Dimisalnkan yang menjadi faktor penyebab utama masalah ini adalah :

a) Machine (Mesin)
b) Method (Metode atau proses produksi)
c) Material (Bahan baku)
d) Man power (Tenaga kerja)


        Langkah Keempat. Pada tahap ini manajer produksi mencari penyebab – penyebab sekunder yang mungkin mempengaruhi penyebab utama. misalnya

a) Kemungkinan Penyebab masalah sekunder pada tulang Machine
i. Kerusakan Mesin
ii. Kesalahan Seting mesin produksi
b) Kemungkinan Penyebab Masalah sekunder pada Tulang Method
i. Layout produksi
c) Kemungkinan Penyebab Masalah sekunder pada Tulang Material
i. Kualitas bahan baku rendah
ii. Suplay barang baku
d) Kemungkinan Penyebab Masalah sekunder pada Tulang Man Power
i. Kemampuan Tenaga kerja
ii. Kemampuan mandor

        Pada langkah kelima, manajer produksi mencari penyebab – penyebab tersier yang mungkin bisa mempengaruhi penyebab – penyebab sekunder. Jadi terjadi analisis lagi pada tahap ini. Apabila memang tidak ditemukan penyebab tersier, penyebab sekunder dinyatakan cukup menjadi akar permasalahan pada tiap pokok tulang permasalahan

a) Kemungkinan Penyebab masalah tersier pada tulang Machine dimisalkan
i. Kerusakan Mesin
ii. Mesin tua
iii. Mesin tidak diservis dengan rutin
iv. Kesalahan Seting mesin produksi
v. Rendah pengetahuan tentang SOP
b) Kemungkinan Penyebab masalah tersier pada tulang Method dimisalkan
i. Layout produksi
c) Kemungkinan Penyebab masalah tersier pada tulang Material dimisalkan
i. Kualitas bahan baku rendah
ii. Supply barang baku
d) Kemungkinan Penyebab masalah tersier pada tulang Man Power dimisalkan
i. Kemampuan Tenaga kerja
ii. Kemampuan mandor

        Pada langkah keenam, manajer produksi menetukan item-item yang penting dari seiap faktor pada hasil diagram langkah kelima dan menandai (dalam hal ini diberi warna hijau) bahwa faktor-faktor tersebut yang paling mungkin mempunyai pengaruh nyata terhadap banyaknya produk sepatu yang cacat


        Dari diagram tulang ikan di atas dapat dilihat bahwa ternyata, banyaknya produk cacat tidak hanya disebabkan oleh material atau bahan baku yang tidak berkualitas, namun juga dipengaruhi oleh tenaga kerja, metode atau system operasi dan mesin yang digunakan.

        Tahap terakhir adalah Kesimpulan. Dari hasil analisis, Manajer produksi menyimpulkan ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk kembali menjaga kualitas produk untuk awal kuartal tahun 2011 yaitu :


Diagram Tulang Ikan

Diagram tulang ikan disebut juga sebagai diagram Ishikawa / fishbone diagram atau juga disebut diagram sebab akibat,,yaitu diagram yang menunjukkan sebab akibat yang berguna untuk mencari atau menganalisa sebab sebab timbulnya masalah sehingga memudahkan cara mengatasinya.Ditemukan oleh Prof. Kouru Ishikawa .
Penggunaan analisis sebab akibat :
-       Untuk mengenal sebab yang penting
-       Untuk memahami semua akibat dan penyebab
-       Untuk membandingkan prosedur kerja
-       Untuk menemukan pemecahan yang tepat
-       Untuk memecahkan hal apa yang harus dilakukan
-       Untuk mengembangkan proses.

     Cara membuat diagram Tulang Ikan :
     
-       Tuliskan permasalahan pada kotak dikepala
-       Tuliskan kategori utama penyebab permasalahan pada tulang tulang ikan yang besar
-       Pada tulang tulang kecilnya digunakan untuk menuliskan akar permasalahan dengan menggunakan pertanyaan “mengapa” sebanyak 5 kali atau

-       Gunakan data yang ada kemudian tuliskan jawabannya pada tempat yang sesuai.Selesaikan satu persatu mencari akar masalah di suatu katagori,jangan pindah ke kategori lain sebelum sebab sebab yang lain dalam satu kategori digali dan diperoleh akar permasalahan.
-       Apabila dirasakan perlu maka diagram sebab akibat dapat berkembang sesuai kebutuhan.
-       Dalam menggunakan diagram sebab akibat sebaiknya pada waktu mencari sebab difokuskan dimana akibat itu terjadi.
-       Pilih 3 s/d 5 sebab dominan dari seluruh sebab yang ada yang letaknya pada tulang ikan terkecil.
-       Berilah tanda elips pada sebab dominan tersebut.

Beberapa hal pokok yang perlu diingat dalam membuat isi dari diagram tulang ikan adalah :
           
a.    Perlu adanya partisipasi dari semua anggota gugus,dan semua anggota harus benar benar ikut terlibat didalam menganalisis penyebabnya.
b.    Harus didapatkan banyak ide penyebab
c.    Proses pelaksanaan mengeluarkan ide secara bebas berdasar.
d.    Tidak diperkenankan untuk mengkritik
e.    Penyebab harus terkumpul dulu sebelum seseorang mengambil tindakan pemecahan.Seringkali semua informasi ide ditulis pada sebuah papan tulis yang besar dan disajikan untuk mempertimbangkan dalam waktu beberapa hari guna memberikan kesempatan kepada mereka untuk menambah beberapa penyebab yang mungkin masih ada pada diagram tersebut seperti yang terlintas dalam benak anggota gugus.
f.     Para anggota diminta untuk member tanda atau memilih penyebab yang mereka rasakan penting.

Beberapa pertanyaan yang bisa membantu dalam menyusun fishbone antara lain :

1.    Manusia :

-       Apakah sudah bekerja sesuai standard ?
-       Apakah sudah bekerja secara efisien ?
-       Apakah SDM nya sadar akan masalah ?
-       Apakah SDM nya bertanggung jawab ?
-       Apakah SDM nya cukup qualified ?
-       Apakah SDM nya sudah pada tugas yang tepat ?
-       Apakah SDM nya mau berubah kea rah perbaikan ?
-       Apakah SDM nya sehat ?
-       Apakah SDM nya mampu berkomunikasi baik dengan orang lain ?



2.    Machine :

-       Apakah mesin memenuhi persyaratan produksi ?
-       Apakah mesin memenuhi kemampuan proses ?
-       Apakah mesin di maintenance dengan baik ?
-       Apakah ada jadwal inspeksi mesin ?
-       Apakah proses sering terhenti karena masalah peralatan ?
-       Apakah hasil mesin sesuai standard proses ?
-       Apakah mesin menimbulkan bising diluar kewajaran ?
-       Apakah ergonomic mesin sudah terpenuhi ?
-       Apakah jumlah mesin mencukupi untuk produksi ?
-       Apakah mesin dalam tatanan kerja yang baik ?

3.    Material :

-       Apakah ada kesalahan dalam volume material ?
-       Apakah ada kesalahan pada spesifikasi material ?
-       Apakah ada kesalahan pada merk material ?
-       Apakah ada ketidak murnian dalam pencampuran ?
-       Apakah persediaan material mencukupi ?
-       Apakah ada material yang terbuang ?
-       Apakah penanganan material tepat ?
-       Apakah ada proses kerja yang ditinggalkan ?
-       Apakah standard kualitas memadai ?

4.    Metode operasional :

-       Apakah standar kerjanya memadai ?
-       Apakah standar kerja ditingkatkan ?
-       Apakah tersedia metode kerja yang aman ?
-       Apakah metode tersebut dapat memastikan hasil produk baik menjadi baik ?
-       Apakah metode kerjanya efisien ?
-       Apakah potongan kerjanya memadai ?
-       Apakah suhu dan kelembabannya memadai ?
-       Apakah cara setting kerjanya memadai ?
-       Apakah pencahayaan dan ventilasinya memadai ?
-       Apakah ada prosedur yang pas antara proses sebelum dan proses sesudahnya ?